Maafkan anakmu, ya, orang tuaku,
karena aku belum mampu sepenuhnya menjadi apa yang kalian doakan ketika kalian dengar tangis pertamaku.
Maafkan abangmu, adikku,
karena aku belum mampu menjadi seorang kakak tempatmu bersandar dan berlindung.
Maafkan adikmu, kakakku,
karena aku belum mampu menjadi adik yang patut dibanggakan.
Maafkan aku, teman-temanku,
karena aku tidak akan selamanya bisa selalu ada untuk kalian.
Maafkan aku, anak-anak kecil di pinggir jalan,
karena aku belum bisa menemukan cara agar kalian tidak perlu mencari uang dan terus sekolah.
Maafkan aku, negaraku,
karena aku belum mampu menjadi pelopor perubahan demi Negara yang lebih baik.
Maafkan hambamu, Tuhanku,
karena aku belum bisa menjadi cermin kebesaranMu di dunia yang sekejap ini dan hanya terus bisa merengek akan pertolonganMu, tanpa ada pertumbuhan iman yang berarti.
Maafkan aku, kalian yang menaruh harapan padaku,
karena kalian mungkin akan dihadapkan pada kekecewaan.
Ketika semua kegagalan berkumpul jadi satu
Ketika terlalu banyak impi tidak terwujud
Hanya satu kata yang bisa terlintas
Maaf
Kamis, 27 Juni 2013
Sabtu, 26 Januari 2013
Some Things Are Just Irreplaceable
Yes it is.
Yes I'm talking about love.
It is time I understand how those people who choose to stay alone after their loved one was taken away by a will which is beyond their power.
I bet those people have tried to replace the love they had from their late partner.
I bet they have tried to be realistic, to redirect their love to those who can stay by their side.
I bet they have tried to compensate with their job, hobbies, with their other loved ones, with a new partner who is similar to whom they loved, or even booze and boobs.
But the truth is
The love they have is not the love they had
The love they give is never the same
Some part of them are still lonely
Some part of them are left hollow
The laugh they have comes with a wish
Some even don't know how to cry anymore
The juice is never enough to get them drunk
Orgasm merely brings back sweet memories
I know this is a stage
A test to pass in the school of life
Some may encounter
Some fortunately don't
Some may overcome
Some may keep trying
Yes I'm talking about love.
It is time I understand how those people who choose to stay alone after their loved one was taken away by a will which is beyond their power.
I bet those people have tried to replace the love they had from their late partner.
I bet they have tried to be realistic, to redirect their love to those who can stay by their side.
I bet they have tried to compensate with their job, hobbies, with their other loved ones, with a new partner who is similar to whom they loved, or even booze and boobs.
But the truth is
The love they have is not the love they had
The love they give is never the same
Some part of them are still lonely
Some part of them are left hollow
The laugh they have comes with a wish
Some even don't know how to cry anymore
The juice is never enough to get them drunk
Orgasm merely brings back sweet memories
I know this is a stage
A test to pass in the school of life
Some may encounter
Some fortunately don't
Some may overcome
Some may keep trying
Senin, 09 April 2012
Babbilish Wimpy Me
There's nothing to say
Yet there's so much kept inside
There's something to wish
Yet there's none have been reached
There's anger inside
Yet none is to blame
There's hardship to face
Yet no strength to believe
I'm a weakling, yet I feel strong
I felt strong, yet I fall down
Today's cry wont last
To stand up now wont be fast
Yet there's so much kept inside
There's something to wish
Yet there's none have been reached
There's anger inside
Yet none is to blame
There's hardship to face
Yet no strength to believe
I'm a weakling, yet I feel strong
I felt strong, yet I fall down
Today's cry wont last
To stand up now wont be fast
Jumat, 22 Juli 2011
Monolog Aneh
Aku sudah memutuskan, aku akan mencintai dia karena dia aneh.
Aneh gimana?Ya, aneh, karena dia nggak seperti mereka yang aneh-aneh
Yang aneh-aneh itu siapa?Mereka yang selain aku dan dia.
Kenapa mereka aneh-aneh?Karena mereka suka yang aneh-aneh
Terus yang aneh-aneh itu tidak aneh?Aneh, sih.
Jadi sebenarnya siapa yang aneh?Aku dan dia.
Mereka tidak aneh?Aneh.
Kenapa tidak mencintai mereka?Karena mereka bukan dia.
Senin, 27 Juni 2011
The Music of The Universe
Seperti kita tahu, atau menikmati namun tidak menyadari, musik adalah suatu temuan manusia yang "ajaib". Musik membuatku memahami bahwa manusia adalah bagian dari dua dunia, dunia jiwa dan dunia fisik, di mana manusia adalah segumpal jiwa yang berkeliaran di tengah jiwa semesta, dan sebagai automaton yang nyata di dunia fisik.
Musik adalah jembatan keduanya. Bagaimana anda menjelaskan betapa bernyanyi atau bermain alat musik bisa melepaskan kalut di dalam jiwa kita? Bagaimana kita bisa menjelaskan betapa mendengarkan musik bisa merubah mood seseorang secara drastis? Bagaimana kombinasi beberapa nada dan irama tersebut bisa menjadi jalan manusia "melepaskan" apa yang ada di jiwanya, mengkomunikasikan dirinya dengan jiwa dunia melalui media lantunan frekuensi, amplitudo, dan segala elemen suara, menggetarkan gendang telinga dan memberikan kesan tersendiri.
Belakangan ini aku juga menemukan sebuah video yang mendemonstrasikan bahwa tanaman pun mampu bermusik. Mistik? Tidak juga. Tanaman tersebut disambungkan dengan sebuah alat yang mengkonversi atau meng-amplify sinyal-sinyal (entah sinyal apa itu) menjadi kombinasi nada-nada yang mampu ditangkap telinga manusia. Terlepas dari kemungkinan bahwa itu hanya modifikasi dari aliran getah atau aktivitas tubuh tanaman yang menghasilkan bunyi super kecil, demonstrasi ini melahirkan ide bahwa musik adalah alat komunikasi segala bentuk jiwa di semesta ini.
Mungkin itu hanya detak jantung, deru darah dalam pembuluh kita, derap setiap langkah kita, tapi tanpa sadar tubuh kita pun memancarkan iramanya sendiri dan menghasilkan suatu harmoni unik bagi setiap orang. Lalu harmoni unik ini saling bertautan dengan harmoni-harmoni unik lainnya di dunia ini, baik manusia, hewan, atau tumbuhan, membentuk suatu mega orkestra, orkestra dari semesta. Dan dengan riset yang mendalam, bukan tidak mungkin kita menemukan keterkaitan harmoni tersebut dalam hubungan interpersonal. Bukan tidak mungkin juga kita menemukan bahwa menghibur diri dengan musik adalah sebuah proses tuning bagi mereka yang sedang kacau keharmonian jiwanya.
The only conclusion we have now is that music is something magical, and I don't mind saying it as a heavenly bless. Maybe it is something which was granted to help us to understand the universe, and to think as one, as the creation of the Almighty.
Musik adalah jembatan keduanya. Bagaimana anda menjelaskan betapa bernyanyi atau bermain alat musik bisa melepaskan kalut di dalam jiwa kita? Bagaimana kita bisa menjelaskan betapa mendengarkan musik bisa merubah mood seseorang secara drastis? Bagaimana kombinasi beberapa nada dan irama tersebut bisa menjadi jalan manusia "melepaskan" apa yang ada di jiwanya, mengkomunikasikan dirinya dengan jiwa dunia melalui media lantunan frekuensi, amplitudo, dan segala elemen suara, menggetarkan gendang telinga dan memberikan kesan tersendiri.
Belakangan ini aku juga menemukan sebuah video yang mendemonstrasikan bahwa tanaman pun mampu bermusik. Mistik? Tidak juga. Tanaman tersebut disambungkan dengan sebuah alat yang mengkonversi atau meng-amplify sinyal-sinyal (entah sinyal apa itu) menjadi kombinasi nada-nada yang mampu ditangkap telinga manusia. Terlepas dari kemungkinan bahwa itu hanya modifikasi dari aliran getah atau aktivitas tubuh tanaman yang menghasilkan bunyi super kecil, demonstrasi ini melahirkan ide bahwa musik adalah alat komunikasi segala bentuk jiwa di semesta ini.
![]() |
Some are starting to believe that music can actually heal, or at least grants one serenity in entering the other side |
Mungkin itu hanya detak jantung, deru darah dalam pembuluh kita, derap setiap langkah kita, tapi tanpa sadar tubuh kita pun memancarkan iramanya sendiri dan menghasilkan suatu harmoni unik bagi setiap orang. Lalu harmoni unik ini saling bertautan dengan harmoni-harmoni unik lainnya di dunia ini, baik manusia, hewan, atau tumbuhan, membentuk suatu mega orkestra, orkestra dari semesta. Dan dengan riset yang mendalam, bukan tidak mungkin kita menemukan keterkaitan harmoni tersebut dalam hubungan interpersonal. Bukan tidak mungkin juga kita menemukan bahwa menghibur diri dengan musik adalah sebuah proses tuning bagi mereka yang sedang kacau keharmonian jiwanya.
The only conclusion we have now is that music is something magical, and I don't mind saying it as a heavenly bless. Maybe it is something which was granted to help us to understand the universe, and to think as one, as the creation of the Almighty.
Langganan:
Postingan (Atom)