Kamis, 05 Juni 2014

Stop Merokok / Stop Junk Food?

Gue selalu tersenyum sinis mendengar mereka yang terlalu membenci perokok, seolah merokok itu dosa. Kenapa? Karena menurut gue mereka terlalu terbuai oleh kampanye anti-rokok yang "looks cool" dan tidak mampu melihat secara luas.

Gue nggak pernah merasa keren dengan merokok, tapi kok lu merasa keren dengan nggak merokok? Kalau lu segitu bencinya dengan rokok, stop consuming junkfood then. Cekal itu produsen burger dan kentang goreng. Coba buka mata kalian sedikit lebih luas. Coba ramban internet dan lihat perbandingan antara rokok dan junkfood. Dua-duanya punya bahaya yang sama. Bedanya cuma, junkfood mengandung sedikit porsi vitamin. Tapi, kalau fakta picik ini dipake untuk menyimpulkan junkfood lebih baik dari rokok, ya kalian sama bodohnya dengan mereka yang kalian cap bodoh karena merokok.

Beberapa membenarkan junkfood dengan statement, "Ya jangan sampe tiap hari. Sekali-sekali nggak apa-apa lah." Kalau mendengar ini, makin ketawalah gue. Emang rokok ga bisa sekali-sekali?

Setelah itu ditimpal lagi, "Kan rokok aditif (bikin candu)!" Makin sulitlah membagi nafas untuk ketawa dan bernafas. Coba cicip lagi deh burger dan kentang goreng. Nggak nagih lagi? "Kan berhenti pas kenyang." Ya sama dengan makan, ngerokok juga ada begah-nya kali.

Gue bukan anti non-smoker. Gue tidak merokok di tempat-tempat yang tidak semestinya. Gue tahu aturannya. Gue hormati mereka dan pilihan mereka, tapi jangan lebay lah. Hormatin juga pilihan gue dan kawan-kawan perokok (yang tahu diri tentunya).

Rokok dan junkfood sama-sama berbahaya. Semuanya ada yin dan yang-nya. Kalau gue kehilangan beberapa menit dari hidup gue untuk merokok, gue anggap gue menghibahkan nafas gue itu ke puluhan ribu buruh rokok, supaya nafas setiap mereka bisa lebih panjang beberapa detik. Itu adalah pilihan. Sama hal-nya dengan kalian memilih untuk tidak merokok.

Dalam hal ini, segala usaha untuk 100 persen menghilangkan kebiasaan merokok adalah konyol, karena menurut gue, apapun itu, sesederhana apapun hal itu, seaman apapun itu yang kita konsumsi, ujung-ujungnya yang harus dikampanyekan adalah "KENDALIKAN DIRIMU".